Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Tertekan di Tengah Volatilitas, Analis Beri Saran Strategis

Share via:

Pasar Bergerak Tak Menentu, IHSG Ditutup Melemah

Jakarta, CNBC Indonesia (15 Oktober 2025)Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mengalami tekanan dan ditutup turun 0,19% di level 8.051,18, setelah sempat merosot lebih dari 1% pada perdagangan Rabu. Sepanjang sesi, IHSG bergerak fluktuatif di rentang 7.936 hingga 8.132, menandakan meningkatnya ketidakpastian di pasar modal domestik.

Sebanyak 475 saham turun, 242 naik, dan 239 stagnan, dengan nilai transaksi mencapai Rp 29,93 triliun dari 35,3 miliar saham yang berpindah tangan. Kondisi ini memperlihatkan pasar yang masih mencari arah di tengah tekanan eksternal dan faktor teknikal jangka pendek.

Support IHSG Terancam Jebol

Menurut Liza Camelia Suryanata, Head of Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan saat ini telah keluar dari jalur tren naik (uptrend). Level support krusial disebut berada di sekitar 8.017, sementara peluang untuk rebound masih terbuka di area 8.150.

“Jika besok ada technical rebound ke arah 8.150, sebaiknya momentum tersebut dimanfaatkan untuk menjual sebagian portofolio di harga terbaik,” ujarnya. “Namun, bersiaplah untuk kemungkinan penutupan gap pertama di 7.854.”

Dengan volatilitas yang tinggi, para analis menyarankan investor agar lebih selektif dalam memilih saham berfundamental kuat, terutama di tengah tekanan eksternal yang belum mereda.

Tekanan Datang dari Perang Dagang dan Sektor Teknologi

Nafan Aji Gusta, analis pasar dari Mirae Asset Sekuritas, menilai pelemahan IHSG tak lepas dari kekhawatiran pasar global terhadap eskalasi perang dagang AS–Tiongkok, terutama terkait kebijakan tarif baru terhadap produk teknologi.

Selain itu, aliran modal asing yang kembali keluar dari pasar juga menjadi faktor penekan. Data menunjukkan net sell asing mencapai Rp 587 miliar, dengan saham BBRI, BMRI, dan BRMS menjadi target utama penjualan investor asing.

Sektor teknologi menjadi pemberat utama Indeks Harga Saham Gabungan, anjlok 2,59%, diikuti sektor bahan baku (-1,47%) dan utilitas (-1,25%). Saham Multipolar Technology (MLPT) tercatat turun 14,99% ke 164.200, memberikan tekanan hingga -12,76 poin terhadap IHSG. Saham BBRI juga turun 1,41% ke 3.500, menambah beban indeks sebesar -8,26 poin.

Investor Disarankan Tetap Waspada

Koreksi yang terus terjadi dalam dua hari terakhir menandakan fase konsolidasi jangka pendek. Para analis menilai pasar sedang mencari keseimbangan baru setelah mencapai rekor di atas level psikologis 8.100 beberapa waktu lalu.

“Pasar tampak jenuh beli setelah reli panjang, dan kini investor sedang menyesuaikan posisi sambil menanti kepastian arah kebijakan global,” tambah Nafan.

Ia menyarankan investor untuk tetap mempertahankan posisi di sektor perbankan dan infrastruktur, sambil menghindari saham dengan volatilitas tinggi hingga tekanan eksternal mereda.

Outlook IHSG: Konsolidasi Sebelum Kembali Naik?

Meski Indeks Harga Saham Gabungan sedang berada dalam fase koreksi, sebagian analis optimistis bahwa potensi rebound masih terbuka jika sentimen eksternal membaik dan aliran dana asing kembali masuk.

Namun, investor perlu memperhatikan beberapa faktor penentu, antara lain:

  • Perkembangan tarif perdagangan global, terutama antara AS dan Tiongkok.
  • Data Foreign Direct Investment (FDI) Indonesia yang diproyeksikan masih lemah.
  • Pergerakan sektor teknologi dan perbankan sebagai penopang utama IHSG.

Kesimpulan

Perdagangan Rabu memperlihatkan betapa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat ini berada dalam fase rentan. Dengan tekanan dari faktor eksternal, aliran modal asing yang keluar, dan pelemahan saham unggulan, pasar perlu waktu untuk menstabilkan diri.

Namun, bagi investor jangka panjang, kondisi ini bisa menjadi peluang akumulasi terukur — terutama di saham berfundamental kuat yang terkoreksi sementara akibat sentimen global.

Dapatkan Update Pasar Terbaru

Untuk berita terkini seputar pasar saham, ekonomi Indonesia, dan peluang investasi, kunjungi Startup News — sumber informasi bisnis dan teknologi terpercaya.

Disclaimer

We strive to uphold the highest ethical standards in all of our reporting and coverage. We StartupNews.fyi want to be transparent with our readers about any potential conflicts of interest that may arise in our work. It’s possible that some of the investors we feature may have connections to other businesses, including competitors or companies we write about. However, we want to assure our readers that this will not have any impact on the integrity or impartiality of our reporting. We are committed to delivering accurate, unbiased news and information to our audience, and we will continue to uphold our ethics and principles in all of our work. Thank you for your trust and support.

Popular

More Like this

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Tertekan di Tengah Volatilitas, Analis Beri Saran Strategis

Pasar Bergerak Tak Menentu, IHSG Ditutup Melemah

Jakarta, CNBC Indonesia (15 Oktober 2025)Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mengalami tekanan dan ditutup turun 0,19% di level 8.051,18, setelah sempat merosot lebih dari 1% pada perdagangan Rabu. Sepanjang sesi, IHSG bergerak fluktuatif di rentang 7.936 hingga 8.132, menandakan meningkatnya ketidakpastian di pasar modal domestik.

Sebanyak 475 saham turun, 242 naik, dan 239 stagnan, dengan nilai transaksi mencapai Rp 29,93 triliun dari 35,3 miliar saham yang berpindah tangan. Kondisi ini memperlihatkan pasar yang masih mencari arah di tengah tekanan eksternal dan faktor teknikal jangka pendek.

Support IHSG Terancam Jebol

Menurut Liza Camelia Suryanata, Head of Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan saat ini telah keluar dari jalur tren naik (uptrend). Level support krusial disebut berada di sekitar 8.017, sementara peluang untuk rebound masih terbuka di area 8.150.

“Jika besok ada technical rebound ke arah 8.150, sebaiknya momentum tersebut dimanfaatkan untuk menjual sebagian portofolio di harga terbaik,” ujarnya. “Namun, bersiaplah untuk kemungkinan penutupan gap pertama di 7.854.”

Dengan volatilitas yang tinggi, para analis menyarankan investor agar lebih selektif dalam memilih saham berfundamental kuat, terutama di tengah tekanan eksternal yang belum mereda.

Tekanan Datang dari Perang Dagang dan Sektor Teknologi

Nafan Aji Gusta, analis pasar dari Mirae Asset Sekuritas, menilai pelemahan IHSG tak lepas dari kekhawatiran pasar global terhadap eskalasi perang dagang AS–Tiongkok, terutama terkait kebijakan tarif baru terhadap produk teknologi.

Selain itu, aliran modal asing yang kembali keluar dari pasar juga menjadi faktor penekan. Data menunjukkan net sell asing mencapai Rp 587 miliar, dengan saham BBRI, BMRI, dan BRMS menjadi target utama penjualan investor asing.

Sektor teknologi menjadi pemberat utama Indeks Harga Saham Gabungan, anjlok 2,59%, diikuti sektor bahan baku (-1,47%) dan utilitas (-1,25%). Saham Multipolar Technology (MLPT) tercatat turun 14,99% ke 164.200, memberikan tekanan hingga -12,76 poin terhadap IHSG. Saham BBRI juga turun 1,41% ke 3.500, menambah beban indeks sebesar -8,26 poin.

Investor Disarankan Tetap Waspada

Koreksi yang terus terjadi dalam dua hari terakhir menandakan fase konsolidasi jangka pendek. Para analis menilai pasar sedang mencari keseimbangan baru setelah mencapai rekor di atas level psikologis 8.100 beberapa waktu lalu.

“Pasar tampak jenuh beli setelah reli panjang, dan kini investor sedang menyesuaikan posisi sambil menanti kepastian arah kebijakan global,” tambah Nafan.

Ia menyarankan investor untuk tetap mempertahankan posisi di sektor perbankan dan infrastruktur, sambil menghindari saham dengan volatilitas tinggi hingga tekanan eksternal mereda.

Outlook IHSG: Konsolidasi Sebelum Kembali Naik?

Meski Indeks Harga Saham Gabungan sedang berada dalam fase koreksi, sebagian analis optimistis bahwa potensi rebound masih terbuka jika sentimen eksternal membaik dan aliran dana asing kembali masuk.

Namun, investor perlu memperhatikan beberapa faktor penentu, antara lain:

  • Perkembangan tarif perdagangan global, terutama antara AS dan Tiongkok.
  • Data Foreign Direct Investment (FDI) Indonesia yang diproyeksikan masih lemah.
  • Pergerakan sektor teknologi dan perbankan sebagai penopang utama IHSG.

Kesimpulan

Perdagangan Rabu memperlihatkan betapa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat ini berada dalam fase rentan. Dengan tekanan dari faktor eksternal, aliran modal asing yang keluar, dan pelemahan saham unggulan, pasar perlu waktu untuk menstabilkan diri.

Namun, bagi investor jangka panjang, kondisi ini bisa menjadi peluang akumulasi terukur — terutama di saham berfundamental kuat yang terkoreksi sementara akibat sentimen global.

Dapatkan Update Pasar Terbaru

Untuk berita terkini seputar pasar saham, ekonomi Indonesia, dan peluang investasi, kunjungi Startup News — sumber informasi bisnis dan teknologi terpercaya.

Disclaimer

We strive to uphold the highest ethical standards in all of our reporting and coverage. We StartupNews.fyi want to be transparent with our readers about any potential conflicts of interest that may arise in our work. It’s possible that some of the investors we feature may have connections to other businesses, including competitors or companies we write about. However, we want to assure our readers that this will not have any impact on the integrity or impartiality of our reporting. We are committed to delivering accurate, unbiased news and information to our audience, and we will continue to uphold our ethics and principles in all of our work. Thank you for your trust and support.

Website Upgradation is going on for any glitch kindly connect at office@startupnews.fyi

More like this

5 smartwatches to track your everyday activity and quietly...

Most people don’t buy a smartwatch because they...

Today’s NYT Mini Crossword Answers for Dec. 14

Looking for the most recent Mini Crossword answer? Click here for today's...

Disney has accused Google of copyright infringement on a...

Disney has accused Google of copyright infringement on a...

Popular